Suasana di Jalan Gaza terus menjadi genting sehabis kabinet keamanan Israel secara formal menyetujui rencana kasar buat merebut serta menduduki segala daerah Gaza. Langkah ini diambil selaku bagian dari strategi militer terkini Israel yang bertujuan menghancurkan Hamas serta melepaskan para sandera, tetapi berpotensi merangsang krisis kemanusiaan yang lebih parah dan menuai kecaman internasional.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan kalau pembedahan militer kali ini tidak semata- mata serbuan sedangkan.“ Kami tidak hendak masuk serta keluar. Kami hendak senantiasa terletak di daerah yang kami rebut,” ucapnya, menunjukkan hasrat Israel buat memahami Gaza dalam jangka waktu yang tidak ditentukan[1][2][4]. Netanyahu pula mengatakan kalau dekat 2, 1 juta penduduk Gaza hendak dipindahkan ke daerah selatan“ buat melindungi mereka”, suatu langkah yang dinilai banyak pihak selaku wujud pemindahan paksa serta pelanggaran prinsip- prinsip kemanusiaan.
Rencana Israel ini mencakup pengerahan puluhan ribu tentara cadangan serta mungkin penghancuran total infrastruktur yang masih tersisa di Gaza. Bila tidak terdapat konvensi damai saat sebelum kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Timur Tengah pertengahan Mei ini, Israel siap melancarkan pembedahan penuh yang diucap“ Gideons Chariots” sampai segala sasaran tercapai.
PBB serta organisasi kemanusiaan sudah memperingatkan kalau ekspansi pembedahan ini hendak memperparah bencana kemanusiaan di Gaza, yang sepanjang 2 bulan terakhir telah hadapi blokade total serta kekurangan pangan kronis. Sedangkan itu, pemerintah Inggris secara terbuka melaporkan tidak menunjang langkah Israel memperluas pembedahan militernya di Gaza.
Hamas menolak rencana ini serta menyebutnya selaku wujud tekanan serta pemerasan Israel terhadap rakyat Palestina. Di sisi lain, Israel menegaskan tidak hendak menarik pasukan dari zona buffer keamanan di dekat Gaza, membenarkan kontrol militer senantiasa bersinambung apalagi bila terjalin konvensi sedangkan.
Dengan suasana yang terus memanas serta ancaman pembedahan militer besar- besaran, masa depan Gaza saat ini terletak di ujung tanduk. Komunitas internasional juga menekan supaya pemecahan damai lekas dicapai guna menghindari bencana kemanusiaan yang lebih luas.
0 Komentar