Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kekecewaannya terhadap Rusia, yang dituduhnya sudah memanipulasi perjanjian gencatan senjata yang dicapai sepanjang pembicaraan di Arab Saudi. Dalam pidato malamnya pada bertepatan pada 25 Maret 2025, Zelensky menegaskan kalau aksi Rusia buat mendistorsi konvensi tersebut menampilkan hasrat kurang baik mereka dalam upaya menggapai perdamaian.
Pembicaraan antara delegasi Rusia serta Ukraina, yang difasilitasi oleh Amerika Serikat, diadakan di Riyadh dengan tujuan buat membenarkan keamanan navigasi di Laut Gelap serta kurangi ketegangan yang sudah berlangsung lama. Tetapi, Zelensky melaporkan kalau pas pada hari negosiasi, Rusia mulai menampilkan isyarat manipulasi." Mereka telah berupaya buat mendistorsi perjanjian serta betul- betul menipu mediator kita serta segala dunia," kata Zelensky.
Dalam konvensi tersebut, AS, Rusia, serta Ukraina setuju buat melarang serbuan terhadap sarana tenaga di kedua negeri serta membenarkan navigasi yang nyaman di Laut Gelap. Tetapi, Kremlin melaporkan kalau perjanjian itu hendak berlaku sehabis pencabutan sanksi tertentu terhadap Rusia. Perihal ini memunculkan keraguan di pihak Ukraina menimpa komitmen Rusia buat mematuhi konvensi.
Zelensky menekankan kalau perilaku Rusia cuma hendak memperpanjang konflik yang sudah berlangsung sepanjang lebih dari satu tahun ini." Kami di Ukraina hendak melaksanakan segalanya buat membenarkan kalau perjanjian sukses serta tidak terdapat serbuan. Namun Rusia wajib ketahui kalau bila mereka melaksanakan serbuan, mereka hendak mengalami respons yang kokoh," tegasnya.
Lebih lanjut, Zelensky menyoroti berartinya dunia buat tidak membiarkan Rusia berbohong tentang hasrat mereka. Ia melaporkan kalau aksi Rusia hendak jadi penanda nyata apakah mereka betul- betul siap buat mengakhiri perang ataupun tidak." Gimana Rusia berlagak dalam sebagian hari mendatang hendak menguak banyak perihal," tambahnya.
Sedangkan itu, pihak berwenang Rusia belum membagikan pendapat formal terpaut tuduhan tersebut. Tetapi, suasana ini menampilkan betapa rentannya proses perdamaian antara kedua negeri yang ikut serta dalam konflik berkelanjutan ini.
Dengan ketegangan yang terus bertambah serta keyakinan yang terus menjadi menipis antara kedua belah pihak, tantangan besar masih menghadang dalam upaya menggapai resolusi damai yang langgeng. Dunia saat ini menanti langkah berikutnya dari Rusia serta Ukraina dalam mengalami suasana ini.
0 Komentar