China, Kanada, dan Meksiko Merespons Langsung Kebijakan Perang Tarif Baru Trump

 

Perang tarif yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada, Meksiko, serta Cina terus menjadi memanas. Sehabis Trump mempraktikkan tarif 25% terhadap impor dari Kanada serta Meksiko, dan tingkatkan tarif terhadap Cina jadi 20%, ketiga negeri tersebut langsung membalas dengan tarif balasan terhadap produk AS. Kanada sudah mengumumkan tarif balasan terhadap lebih dari$100 miliyar produk AS, sedangkan Meksiko berencana mengumumkan langkah balasannya pada 9 Maret 2025. Cina pula meningkatkan industri AS ke dalam catatan kontrol ekspornya selaku bagian dari balasan mereka.


Kanada sudah mengumumkan kalau mereka hendak mempraktikkan tarif balasan terhadap dekat$30 miliyar produk AS dalam waktu dekat, dengan rencana buat meningkatkan tarif lebih lanjut terhadap produk senilai$125 miliyar bila tarif AS tidak dicabut dalam waktu 21 hari. Langkah ini diambil selaku respons terhadap tarif 25% yang diterapkan AS terhadap impor Kanada, tercantum tarif 10% spesial buat produk tenaga. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menekankan kalau Kanada tidak hendak diam terhadap aksi AS yang dikira tidak adil.


Meksiko pula berencana buat membalas tarif AS dengan langkah- langkah balasan yang hendak diumumkan pada 9 Maret 2025. Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, menegaskan kalau Meksiko tidak hendak terintimidasi oleh aksi AS serta hendak melindungi kepentingan negaranya. Meksiko sudah mempersiapkan tarif balasan terhadap produk AS semacam daging babi, keju, serta baja manufaktur. Langkah ini diambil buat mengalami akibat negatif dari tarif AS yang diperkirakan bisa merendahkan PDB Meksiko sebesar 4% pada tahun 2025.


Cina pula tidak tinggal diam terhadap kebijakan tarif AS. Tidak hanya tingkatkan tarif balasan, Cina meningkatkan 15 industri AS ke dalam catatan kontrol ekspornya, tercantum perusahaan- perusahaan kedirgantaraan serta pertahanan semacam General Dynamics Land Systems serta General Atomics Aeronautical Systems. Langkah ini menampilkan kalau Cina siap mengalami perang dagang yang terus menjadi sengit dengan AS. Dengan demikian, perang dagang antara AS serta Cina terus menjadi memanas serta berpotensi pengaruhi stabilitas ekonomi global.


Baca Juga : Akibat Banjir, Kemnaker Batal Umumkan Jadwal Pencairan THR untuk Pekerja Swasta Di Indonesia


Perang tarif ini berpotensi pengaruhi ekonomi global secara signifikan. Dengan tarif balasan yang diterapkan oleh Kanada, Meksiko, serta Cina, harga benda impor di AS diperkirakan hendak bertambah, yang bisa memperparah inflasi serta pengaruhi mengkonsumsi warga. Tidak hanya itu, perang dagang ini pula bisa pengaruhi pasar saham global, yang sudah menampilkan penyusutan signifikan semenjak tarif diterapkan. Dengan demikian, warga internasional berharap kalau perang dagang ini bisa lekas diakhiri buat memulihkan stabilitas ekonomi global.


Warga berharap kalau perang dagang antara AS serta negara- negara lain bisa lekas dituntaskan lewat negosiasi yang konstruktif. Dengan demikian, diharapkan akibat negatif terhadap ekonomi global bisa diminimalkan serta stabilitas perdagangan internasional bisa dipulihkan. Tidak hanya itu, warga pula berharap kalau negara- negara bisa bekerja sama buat menggapai konvensi dagang yang adil serta menguntungkan seluruh pihak. 

Posting Komentar

0 Komentar