Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, membenarkan kalau rencana kenaikan impor gandum serta sebagian komoditas pangan dari Amerika Serikat( AS) tidak hendak mengusik program swasembada pangan nasional. Statment ini di informasikan dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan pada Jumat, 18 April 2025, di Jakarta.
Airlangga menarangkan kalau bahan- bahan semacam gandum, kedelai, serta susu kedelai yang hendak diimpor dari AS ialah komoditas yang sepanjang ini memanglah telah teratur diimpor oleh Indonesia." Swasembada pangan sama sekali tidak tersendat dengan apa yang direncanakan dibeli dari Amerika Serikat," ucapnya. Dia meningkatkan kalau Indonesia cuma melaksanakan pengalihan sumber impor bahan baku pangan dari negeri lain semacam Australia serta Ukraina ke Amerika Serikat selaku bagian dari strategi perundingan tarif timbal balik dengan AS.
Bagi Airlangga, pengalihan ini tidak berarti kenaikan volume impor secara totalitas, melainkan cuma pergantian asal impor. Perihal ini bertujuan buat menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia serta AS yang dikala ini hadapi defisit perdagangan AS terhadap Indonesia sebesar 17, 9 miliyar dolar AS pada 2024.
Lebih lanjut, Airlangga menarangkan kalau Indonesia pula berencana menaikkan impor komoditas tenaga dari AS, semacam LPG, minyak mentah, serta bahan bakar minyak. Tetapi, perihal ini pula ialah pengalihan asal impor, bukan akumulasi volume secara totalitas, sehingga tidak mengusik upaya swasembada tenaga nasional.
Pemerintah pula berupaya memudahkan akses produk impor dari AS serta membagikan insentif untuk industri AS yang beroperasi di Indonesia. Dalam perundingan tarif resiprokal ini, Indonesia berharap terbentuk perdagangan yang adil serta berimbang antara kedua negeri.
Airlangga menegaskan kalau kebijakan impor ini tidak hendak melemahkan penciptaan dalam negeri serta malah hendak menunjang kebutuhan industri pangan nasional." Kami hendak terus tingkatkan penciptaan dalam negara buat menggapai swasembada pangan, sedangkan impor dari AS cuma selaku bahan baku yang diperlukan," katanya.
Dengan langkah ini, pemerintah berharap bisa menguatkan ikatan perdagangan bilateral dengan AS sekalian melindungi ketahanan pangan nasional. Program swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto senantiasa jadi prioritas utama, serta akumulasi impor dari AS tidak hendak mengusik sasaran tersebut.
Warga serta pelakon industri diharapkan bisa menguasai kalau kebijakan ini ialah bagian dari strategi ekonomi yang komprehensif buat melindungi stabilitas pangan serta menguatkan posisi Indonesia di pasar global.
0 Komentar