Kanada menegaskan kesiapannya buat berinvestasi dalam menunjang transisi tenaga di Indonesia. Langkah ini diharapkan bisa terwujud sehabis pengesahan perjanjian perdagangan leluasa( FTA) antara kedua negeri, yang proses ratifikasinya diperkirakan berakhir saat sebelum akhir tahun 2025. Investasi ini hendak fokus pada zona tenaga terbarukan, tercantum gas alam cair( LNG), nuklir, serta teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.
Kanada mempunyai teknologi yang bisa menolong Indonesia tingkatkan tenaga terbarukan, semacam Small Modular Reactor( SMR) serta teknologi penangkapan karbon. Wakil Pimpinan Universal Kadin Bidang Ikatan Luar Negara, Bernardino Meter. Vega, menekankan kalau tenaga jadi salah satu zona utama yang hendak dibesarkan lewat perjanjian ini. Dengan demikian, diharapkan Indonesia bisa memesatkan transisi mengarah tenaga bersih serta menggapai sasaran*net zero emission* pada 2060.
Investasi Kanada ini diharapkan bisa menguatkan posisi Indonesia dalam menggapai sasaran transisi tenaga yang berkepanjangan. Indonesia berkomitmen buat tingkatkan jatah tenaga baru terbarukan sampai 60% pada 2033 serta menggapai*net zero emission* pada 2060. Dengan sokongan teknologi serta pendanaan dari Kanada, Indonesia berpotensi memesatkan proses transisi ini serta tingkatkan mutu area hidup warga.
Dalam jangka panjang, kerja sama antara Indonesia serta Kanada diharapkan bisa menguatkan posisi kedua negeri dalam mendesak transisi tenaga berkepanjangan. Dengan sinergi yang kokoh, diharapkan kedua negeri bisa menggapai sasaran bersama dalam menghasilkan masa depan yang lebih hijau serta berkepanjangan. Tidak hanya itu, kerja sama ini pula bisa membuka kesempatan baru dalam bidang kenaikan kapasitas sumber energi manusia serta pengembangan teknologi bersih.
0 Komentar