Trump Frustrasi Pada Zelensky Karena Enggan Akhiri Perang Rusia-Ukraina

 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan rasa frustrasinya terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebab enggan buat mengakhiri perang melawan Rusia. Statment ini di informasikan oleh Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Mike Waltz, dalam konferensi pers yang diadakan di Washington.


Waltz menarangkan kalau Trump sangat mau mengakhiri konflik yang sudah berlangsung lama ini, yang dia sebut selaku" perang parit ala Perang Dunia I." Baginya, frustrasi Trump terus menjadi bertambah sebab Zelensky belum menampilkan kemauan buat tiba ke meja negosiasi serta mengambil peluang yang sudah ditawarkan oleh AS buat menggapai konvensi damai.


Statment Waltz pula menyoroti kalau sebagian retorika serta hinaan yang dilontarkan dari Kyiv terhadap Trump dikira tidak bisa diterima. Perihal ini menghasilkan ketegangan antara kedua pemimpin, di mana Trump merasa kalau perilaku Zelensky malah memperparah suasana serta memperpanjang konflik.


Dalam pendapat lebih dahulu, Trump secara terang- terangan menyebut Zelensky selaku" diktator tanpa pemilu," menuduhnya mau memperpanjang perang buat terus memperoleh sokongan dari AS. Statment ini merangsang respon keras dari pemerintah Ukraina, yang menegaskan kalau mereka hendak terus berjuang buat mempertahankan kedaulatan negeri mereka.


Menjawab kritik Trump, Menteri Luar Negara Ukraina Andrii Sybiha menekankan kalau tidak terdapat pihak yang berhak memforsir Ukraina buat menyerahkan negaranya. Dia menegaskan kalau Ukraina hendak terus mempertahankan hak- haknya serta berkomitmen buat mencari sokongan internasional dalam mengalami agresi Rusia.


Dengan kembalinya Trump ke sofa kepresidenan, ikatan antara AS serta Ukraina nyatanya terus menjadi tegang. Para pemimpin Eropa mulai takut kalau kebijakan luar negara AS di dasar Trump bisa menguntungkan Rusia serta merugikan Ukraina dalam upaya mereka buat memperoleh sokongan internasional.


Walaupun ketegangan bertambah, terdapat harapan kalau perundingan bisa dicoba buat menggapai penyelesaian damai. Tetapi, dengan perilaku keras kepala dari kedua belah pihak, jalur mengarah perdamaian nyatanya masih panjang serta penuh tantangan. 

Posting Komentar

0 Komentar