Jejak 20 Tahun Jokowi Di PDIP Berakhir Dengan Pemecatan Oleh Megawati

 




Ekspedisi panjang Joko Widodo( Jokowi) di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan( PDIP) formal berakhir sehabis pemecatannya oleh Pimpinan Universal Megawati Soekarnoputri. Sepanjang nyaris 2 dekade, Jokowi sudah jadi bagian integral dari partai tersebut, mulai dari pengurus DPC PDIP di Solo sampai berprofesi selaku Presiden Republik Indonesia. Tetapi, ikatan ini berakhir dalam ketegangan menjelang pemilihan presiden 2024.


Jokowi bergabung dengan PDIP pada tahun 2004 serta mengawali karier politiknya selaku pengurus DPC PDIP Solo. Dia setelah itu terpilih selaku Wali Kota Solo pada tahun 2005 serta sukses terpilih kembali pada tahun 2010 dengan suara absolut. Kemenangan ini mengukuhkan letaknya selaku tokoh politik yang merakyat serta simpel, yang setelah itu bawa namanya ke pentas yang lebih besar, tercantum Pilgub DKI Jakarta pada tahun 2012. Ini menampilkan gimana sokongan dari PDIP menolong mengorbitkan Jokowi di kancah politik nasional.


Sehabis berhasil di Jakarta, PDIP mengusung Jokowi dalam Pilpres 2014, di mana dia sukses mengalahkan Prabowo Subianto. Kemenangan ini menandai dini dari ikatan erat antara Jokowi serta PDIP, di mana partai tersebut mencapai kemenangan besar dalam pemilu. Jokowi kembali diusung oleh PDIP buat Pilpres 2019 serta sukses mempertahankan jabatannya buat periode kedua. Ini mencerminkan simbiosis mutualisme antara Jokowi serta PDIP, di mana keduanya silih menguntungkan dalam kontestasi politik.


Tetapi, keretakan ikatan mulai nampak menjelang Pilpres 2024. Isu perpanjangan jabatan presiden 3 periode yang kabarnya diajukan oleh Jokowi ditolak oleh Megawati, merangsang ketegangan antara keduanya. Tidak hanya itu, sokongan Jokowi terhadap calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju( KIM), Prabowo Subianto, berlawanan dengan keputusan partai yang mencalonkan Ganjar Pranowo. Ini menampilkan kalau perbandingan visi politik bisa mengganggu ikatan yang sudah terjalin lama.


Pada bulan Desember 2024, PDIP secara formal memecat Jokowi lewat Pesan Keputusan No 1649/ KPTS/ DPP/ XII/ 2024. Dalam pesan tersebut, PDIP mengatakan kalau Jokowi sudah melanggar Anggaran Bawah serta Anggaran Rumah Tangga partai dengan menunjang calon lain. Pemecatan ini pula mengaitkan anaknya Gibran Rakabuming Raka serta sebagian kader yang lain yang dikira melanggar disiplin partai. Ini mencerminkan konsekuensi sungguh- sungguh untuk anggota partai yang tidak sejalan dengan keputusan pimpinan.


Dengan berakhirnya ikatan antara Jokowi serta PDIP, seluruh mata saat ini tertuju pada gimana kedua belah pihak hendak melanjutkan langkah mereka ke depan. Untuk Jokowi, ini merupakan momen berarti dalam karier politiknya sehabis 2 dekade berjuang bersama partai yang membesarkan namanya. Sedangkan itu, untuk PDIP, pemecatan ini jadi tantangan buat mempertahankan posisi mereka di panggung politik Indonesia tanpa wujud yang sempat jadi jagoan mereka. Keberhasilan ataupun kegagalan tiap- tiap pihak dalam mengalami pergantian ini hendak memastikan arah politik Indonesia di masa depan. 

Posting Komentar

0 Komentar